VIVAnews - Rencana pembangunan tanggul atau dam raksasa atau giant sea wall akan dibahas Pemerintah DKI Jakarta bersama dengan pemerintah pusat awal Februari mendatang.
Dalam pembahasan nanti, DKI akan fokus terhadap pembuatan grand design bendungan raksasa yang diyakini dapat menghindari ibukota dari malapetaka pada 2025, yakni ancaman Jakarta tenggelam.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, kerjasama yang dilakukan dengan pemerintah Belanda ini baru sampai pada tahap pre elementary atau kajian dasar. "Kajiannya tidak bisa terburu-buru, karena ini kajian defense strategy jangka panjang di seluruh pantai utara Jawa," kata Foke, begitu sebutan Fauzi Bowo.
Konsep pembangunan tanggul laut raksasa yang diintegrasikan dengan reklamasi pantai utara karena peningkatan air laut terus bertambah. Bendungan raksasa ini, sengaja dirancang untuk mengantisipasi bencana banjir Jakarta hingga 50-100 tahun mendatang.
"Peningkatan permukaan air laut terus bertambah, tidak bisa dihindari. Itu world wide dan terjadi dimana-mana. Jadi kita harus merespon dengan cara yang lain yaitu membangun giant seawall. Itu harus dibuat dengan perencanaan teliti," paparnya.
Mengingat wilayah utara Jakarta memiliki tingkat penurunan muka tanah (land subsidence) paling parah, maka studi amdal sangat penting dilakukan. Foke pun menyadari hal itu dan rencana studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) dipastikan akan terlaksana.
"Masalah studi Amdal itu kecil, yang penting kan grand designnya dulu. Nanti belakangan baru kita buat studi Amdalnya, tentu ini tidak bisa kita buat tanpa studi Amdal. Saya juga belum tahu akan dipasang itu, butuh kajian lebih lanjut," ungkapnya. (adi)
• VIVAnews
Baca Selengkapnya...